Friday, February 29, 2008

A2C

Mahasiswa ITB memang t-o-p deh,... filmnya aja masih tayang midnight di bioskop tapi kita-kita dah nonton di theater pribadi hasil donlotan rileks. Sankyu fara chan :) Beginilah sikap masyarakat Indonesia, gimana mau maju kalau masyarakatnya sendiri tidak menghargai hasil karya bangsa. Jangankan masyarakat awam, masyarakat yang katanya golongan "intelek" sejenis mahasiswa ITB pun tidak lepas dari yang namanya bajakan. Mungkin karena dah terbiasa ngebajak (fotokopi. red) buku kuliah kali ya.

Kok jadi ngebahas soal bajak-membajak...

Menurutku jarang sekali suatu buku/novel yang sukses dipasaran juga dapat ditampilkan dengan baik dalam bentuk suatu film. Atau mungkin cukup sulit untuk membuat suatu film yang sangat sesuai dengan apa yang ditulis di novel. Film ayat-ayat cinta mempunyai alur cerita yang cukup berbeda dengan novel aslinya. Fahri yang ditampilkan dalam filmnya terlalu polos jika dibandingkan dengan novelnya. Karakter aisyah dan marianya pun cukup berbeda. Dan yang paling kentara adalah perbedaan ide cerita.

Novelnya begitu islami, segala adegan yang diceritakan di novelnya selalu dikaitkan dengan Syariah Islam. Dan menurutku, novel tersebut tidak hanya bercerita tentang kisah cinta fahri, namun lebih ke arah bagaimana agar cinta itu selalu berada dalam koridor-koridor Islam. Filmnya tidak terlalu berbeda, namun yang ingin ditonjolkan disini bukanlah keislamannya, melainkan kisah cinta itu sendiri. Menurutku cukup berat bagi sang produser uuntuk membuat film yang "truly" ayat-ayat cinta, secara,... produsernya islam nggak ya??? Trus juga pasarannya belum tentu hanya kalangan muslim saja.

Yang paling tidak sesuai adalah akhir dari kisah fahri,aisyah, dan maria. Jika di novelnya maria segera meninggal setelah fahri bebas, disini malah diperlihatkan bagaimana kehidupan merkea bertiga. Dan yang paling menyimpang, tidak hanya dari novelnya, tapi juga dari syariat islam adalah, mereka bertiga hidup dalam satu rumah (kalau aku nggak salah sih suami yang poligami tidak boleh menempatkan istri-istrinya dalam rumah yang sama). Kayaknya sang produser ingin memperlihatkan kisah seorang laki-laki yang berpoligami. Aku jamin, banyak wanita yang akan semakin anti dengan poligami setelah menonton film ini (wanita mana yang mau dimadu, hehehe :)). Sangat terlihat bagaimana api cemburu diantara aisyah dan maria serta kebingungan yang melanda fahri. Namun akhirnya semua masalah sepertinya teratasi. Ya, masalah itu dapat teratasi jika kita kembali kepadaNya. Seperti kata fahri pada Aisyah, ikhlas.

Sebagaimana dalam islam, balasan seorang wanita yang ikhlas di poligami adalah syurga. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana untuk ikhlas dengan yang sebenarnya. Hohoho, kayaknya ini dah masuk ke poligami :) Dalam islam seorang laki-laki memang diperbolehkan berpoligami, namun harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dan yang paling utama adalah adil. Seperti kata syaiful dalam filmnya, istri satu aja belum tentu adil apalagi dua atau lebih. Karena, adil itu memang berat. Jadi, bagi anda para lelaki, berfikirlah berkali-kali untuk berpoligami, dan untuk para wanita, juga berfikirlah berkali-kali untuk dipoligami (karena balasannya syurga euy.)

loh, mee, piyo toh,...kamu setuju poligami??? hehehe, kalau poligaminya sih aku setuju-setuju aja, terserah ama yang menjalankan, tapi kalau dipolgami,...ntar dulu ye... sampai saat ini aku masih menjawab i'm not ready yet to polygamy and i'm not sure i'll be ready someday :):):) Kok jadi ngebahas soal polygamy??? Intinya mah, bagi anda yang pernah membaca novelnya, anda akan banyak menemukan ketidaksesuaian antara novel dan filmnya, dan mungkin akan banyak kritikan yang akan dilontarkan. Tapi bagi yang belum pernah baca novelnya, kurasa film ini cukup bagus dan mengharukan. Dan bagi anda yang sensitif, maka film ini cukup bisa meneteskan air mata :)

Wednesday, February 27, 2008

D(o)RamA


Menjadi (mantan) mahasiswa ITB, tak hanya memberiku ilmu tentang matematika dan lainnya, tapi juga memberiku kesempatan untuk menoton j-dorama and k-drama. Entah berapa banyak dorama yang telah kutonton semasa kuliah. Hal ini telah menciptakan pendapat tersendiri tentang j-dorama n k-drama.

Setiap kali menonton dorama jepang, selalu saja ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa kuambil. Sering kali semangat kembali berkobar setelah menontong dorama, atau sering kali aku mendapat suatu pelajaran tentang suatu hal setelah menontonnya. Sebut saja dragon sakura, deteketif galileo, juken no kamisama, yang berhasil memompa semangatku untuk terus belajar. Gokushen, my boss my hero, hana yori dango, mukodono, nodame, dan lainnya,..yang banyak memberikan pelajaran jika kita mau memperhatikannya. Dan yang paling berkesan tentu saja ichi littoru no namida, yang memberikan pelajaran agar kita mampu dan mau menghiasi hidup yang sangat berharga yang telah dianugerahkanNya.

Berbeda dengan j-dorama, k-drama lebih banyak menyuguhkan cerita-cerita romantis, yang memberikan kesan tersendiri setelah menontonnya. Sebagai sosok yang cukup sensitif dan melankolis, aku sering kali terhanyut dengan cerita-cerita yang disampaikan. Tak jarang k-drama ini selalu berkesan bagiku. Tapi untuk k-drama, aku cukup selektif dalam memilihnya. Suatu drama bisa ku tonton berulang kali tanpa merasa bosan, namun bisa juga tidak memberikan ketertarikan sama sekali bagiku. Hingga saat ini, winter sonata dan all about eve, tidak mampu bergeser dari posisi puncak dihatiku (ini karena ceritanya atau bintangnya, hehehe).

Jika dibandingkan dengan karya-karya dari dua negara tersebut, maka sinetron indonesia mendapatkan nilai yang sangat-sangat menyedihkan dihatiku. Makin hari sinetron indonesia makin tak bermutu, menurutku. Jangankan untuk diambil sebagai pelajaran, menghibur pun belum tentu. Semakin menjamurnya bintang-bintang baru di dunia selebritis indonesia tak menjamin semakin berkualitasnya hasil karya perfilman indonesia. Bahkan sering kedengar celoteh orang-orang sekitar, jika ada sinetron indonesia yang bagus, maka tak diragukan lagi bahwa idenya didapat dari hasil contekan j-dorama atau k-drama. Boleh-boleh aja sih mencontek (bukan dalam ujian) dalam rangka belajar untuk sesuatu yg lebih baik, tapi apakah selamanya bangsa ini hanya mapu mencontoh tanpa bisa memberikan ide baru yang originil??

Tuesday, February 26, 2008

A Poem - Kekasih Hati

Kekasih Hati

kesunyian akan selalu datang,
kala kesendirian tengah menjelang,


sepi kurasa,

hatiku hampa
,

tapi,
secercah cahaya dengan pelannya menghampiri,
ya, cahaya Nya


Dia, sang kekasih hati,

Dia, teman dikala sunyi,

Dia, pencerah dikala gundah,


Dia,... ya Dia,

sang kekasih hati,

yang takkan tinggalkan diri,

yang terpuruk dikala sunyi
,
ya,...
Dia sang Rabbi, sang kekasih hati.

MaThEMatiCs


Suatu ketika seorang temanku bertanya, "mengapa kamu memilih jurusan matematika?", jawabanku adalah bukan karena aku menguasai matematika atau pintar atau bisa matematika, namun karena aku suka matematika. Sedari kecil, matematika merupakan mata pelajaran yang cukup mengerikan bagi orang-orang sekitarku, namun bagiku ini merupakan suatu hal yang menantang. Aku tidak akan bisa tenang sebelum bisa menyelesaikan suatu soal matematika, dan akan sangat merasa bangga jika aku bisa menyelesaikan suatu soal dengan cara ku sendiri (walaupun mungkin itu bukan cara yang kuciptakan sendiri)

Bagiku, matematika bukanlah suatu hal yang harus ditakuti. Karena banyak hal-hal menarik yang ada di balik keseriusan matematika. Kita akan terkagum-kagum melihat bagaimana kekuatan angka-angka dalam menyelesaikan berbagai masalah, bagaimana matematika mampu mengembangkan teknologi, dan bagaimana matematika mampu memberikan suatu hiburan yang menyenangkan. Banyak permainan yang dapat kita berikan dalam hal menyampaikan matematika.

Pertama kali aku tertarik dengan matematika itu karena matematika merupakan ilmu yang bisa diaplikasikan kemana saja, dan semua bidang membutuhkan matematika. Kemudian aku menemukan bahwa banyak hal-hal menyenangkan lainnya yang dapat kita peroleh dengan matematika. Banyak game yang ide dasarnya merupakan prinsip-prinsip matematika, namun kita tidak menyadarinya. Dan sekarang aku semakin tertarik dan kagum terhadap matematika, karena pada intinya ia merupakan prinsip dasar dari berkembangnya teknologi, terutama teknologi informasi. Number theory merupakan landasan utama dalam hal komputasi, matematika diskrit, chryptography, koding, sistem numerik, graf, dan lainnya. Berkecimpung dengan hal-hal tersebut merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan

Aku ingin selalu bekerja dengan matematika,mampukah??? Aku hanya punya keinginan dan impian ini. Aku sangat kecil jika dibandingkan dengan luasnya lahan ilmu matematika, aku takkan pernah mampu menguasainya, bahkan walaupun hanya sepotong matematika kombinatorik, ku takkan mampu.

Sunday, February 17, 2008

EdeNsoR


Finally, I could finish it. Setelah sekian lama membelinya dan kemudian dipinjam orang lain, padahal aku belum membacanya, sedih... Tapi sekarang udah nggak lagi dong... Baru saja aku selesai membacanya, dan pendapatku....

Indahnya eropa, aku semakin ingin kesana, ingin menjelajahi setiap lekuknya. dan tentu saja yang paling ku inginkan adalah mewujudkan cita-cita ku untuk pergi ke jerman sana...

Adrea Hirata begitu pintar menyajikan setiap peristiwa dalam novelnya. aku tak hanya hanyut dalam alur ceritanya tapi juga ikut terpukau dengan gambaran yang dilukiskannya.

"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu" merupakan kalimat yang dapat membakar hasrat diriku untuk kembali bermimpi. Aku telah memimpikan eropa jauh sebelum aku tahu dimana itu eropa. Waktu kecil aku sangat senang dengan gambaran daerah perkebunan, wanita-wanita dengan gaun-gaun yang mekar, menggunakan topi bayi yang lucu :), rumah-rumah dengan desain yang indah, dan kemudian,... negeri salju, oh indahnya..... Dan akhirnya setelah aku tahu eropa; jerman, austria, swiss, belanda, etc,...ku putuskan,... aku ingin kesana.

Aku berharap suatu saat nanti aku bisa seperti ikal dan arai yang telah mejelajahi eropa. Mereka telah berjuang menyisiri sudut-sudut eropa dengan modal sebagai seniman jalanan dan tidur di pinggir jalan. Penuh tantangan memang, :)

Saturday, February 16, 2008

Aku rindu memberi dan menerima...

Sudah sekian lama aku tidak pernah datang menghadirinya, baik untuk memberi ataupun menerima... Begitu besar perubahan yang kurasakan dalam hidupku. Sejujurnya, aku ingin seperti dulu, ingin merasakan indahnya kebersamaan bersama mereka, saling tertawa dan berbagi cerita. Namun, sekarang apa yang sedang kulakukan. Keinginan ini belum bisa menggerakkan hatiku untuk datang. Yah,... kuterlanjur nyaman dengan kondisi seperti ini.


Kadang kala aku ingin menyalahkan seseorag atas apa yang terjadi. Namun semakin kupikir, semakin kusadari bahwa semua ini tak lepas dari diri ku sendiri. Mungkin memang ada kondisi dimana orang-orang disekitarku secara tak sengaja (atau memang merka adalah orang-orang yang seperti itu???) mendukung hal ini terjadi. Ini menjadi alasan bagi diriku untuk mempersalahkan mereka. Namun, benarkah ini hanya karena mereka,...tentu aku tau bahwa jawabannya adalah tidak.


"tidak akan berubah nasib suatu kaum jika ia tidak mau berusaha untuk merubahnya sendiri"