Saturday, March 21, 2009
Mee - My Self
Bagaimana caranya menjadi orang yang sabar? Kenapa aku sangat tidak bisa untuk bersabar? Kenapa sabar itu begitu berat? Bagaimana caranya untuk menjadi orang yang sabar,...
Emosi, bagaimana caranya mengalahkan emosi ini? Bagaimana caranya agar selalu berfikir positif? Bagaimana caranya menghilangkan semua pemikiran buruk dari dalam otak dan hatiku....
Ikhlas, bagaimana caranya menjadi orang yang ikhlas? Kenapa rasanya begitu berat untuk menjalankan keikhlasan tersebut?
Lembut,bagaimana menjadi seorang yang penuh kelembutan? Bagaimana untuk melembutkan kekerasan didalam hatiku? Bagaimana untuk menghancurkan bongkahan batu dalam hatiku?
Munafik, bagaiman caranya agar tidak menjadi munafik? Bagaimana caranya agar aku terlepas dari jebakan kemunafikan ini? Bagaimana caranya melepaskan topeng kebohongan ini?
Ya Allah, mungkin aku bukan munafik, tapi ini masih ni'mat yang engaku berikan padaku dengan menutupi semua kejelekanku dan tidak menampakkan kepermukaan umum. Seharusnya aku bersyukur. Tapi Ya Allah, pantaskah aku mendapatkan nikmat yang maha besar ini? Namun ya Allah, aku juga tidak akan sanggup jika seandainya engkau cabut nikmat ini dariku,... memang, aku tidak layak ke syurga mu ya Allah, namun juga aku tidak sanggup ke nerakamu...
mmmm, tulisan ini juga membuat semakin merasa munafik, munafikkah aku???
Friday, March 20, 2009
laptop Baru
qyaaa, akhirnya, kuganti juga laptop jadulku yang dah sekarat dan lemot minta ampun itu. Tepatnya sih bukan laptoku, tapi laptop kantor yang dipinjamkan kepada kami para karyawan untuk memudahkan pekerjaan. Leganya, senangnya, huhuhu, selamat tinggal laptop jadul, laptop lemot, laptop tanpa tombol i (parah bgt sih lo laptop), tapi sejujurnya daku sudah terlanjur cinta padamu. Walaupun dengan sedemikian rupa kekurangannmu, engkau setia menemaniku hampir setahun kerjaku. Tapi cintaku padamu tak lebih besar dari kedongkolan yang kurasakan ketika sehari hari bekerja dgn mu,...
Taukah engkau apa laptop baruku ini, (yg saat ini kupakai untuk menulisimu blogku tersayang)? iatu compaq presario CQ40, dgn processor AMD Turion x2. hmmmm, taukah engkau apa kata salah satu bos ku dikantor? wah mega curang nih, seharusnya tukeran nih laptop nya ama punyanya mas b*n*a*,... hehehe, maap ya mas ye, rezeki nya seseorang itu dah terulis ditangannya. mmhhhh, pembaca, coba deh lo liat tangan lo, ada tulisan apa?.... :)
Kangennn
Pengen pulanggggg.....
Yah, saat ini daku bener2 pengen pulang ke padang. Hiks hiks,... kangen ku sudah memuncak. Semenjak dibandung aku jarang mendengarkan mesjid2 mengalunkan irama irama seperti yg biasa terdengar pada saat MTQ. Rata rata mesjid2 dibandung memperdengarkan tilawah dgn irama tartil. Sedangkan disini, di jakarta ini, irama2 tilawah di mesjid terdengar mirip dgn irama2 yg sering kudengar ketika masih berada di kota padang tercinta. Sungguh indah dan menyentuh (bukan berarti alunan tilawah quran di bandung tidak terdengar indah yah :) )
Malam ini, mesjid dekat rumahku sedang mengadakan acara perayaan maulid nabi Muhammad SAW. Lantunan ayat2 alquran, dzikir tak henti hentinya berkumandang. Sungguh indah, membuat hati ku menangis...
Tuesday, January 6, 2009
Save Palestine !!!
Siapa yang patut disalahkan? aku pun tak bisa menjawabnya. Aku tidak mengikuti berita awalnya penyerangan kembali Gaza oleh Israel. Ada yang mengatakan kalau serangan Israel ke Gaza itu disebabkan karena Hamas tidak mau melakukan gencatan senjata, makanya Israel melakukan serangan ke Gaza.
mmhhhh, tapi apakah pantas jika Hamas dijadikan kambing hitam dalam serangan ini? Sungguh aneh pemikiran mereka orang-orang Israel. Bayangkan, orang mana yang mau rumahnya dikuasai oleh orang lain? Anda juga tidak mau kan? Wajar toh kalau HAMAS mewakili Palestine tidak mau begitu saja tunduk pada Israel dan akan terus mempertahankan apa yang menjadi milik mereka. Lalu Israel, dengan menggunakan senjata pembunuh massal menghabisi warga2 palestine hanya dalam hitungan detik dengan alesan melindungi rakyat mereka dari serangan HAMAS.
Kejam, memang itulah yang pertama kali terpikirkan dalam benakku ketika kembali mendengarkan berita ini. Mereka bukan lah manusia yang memilik hati nurani. Pengecut, itulah mereka Israel. Bagaimana tidak, mereka menghabisi anak-anak kecil Palestin hanya karena takut anak-anak tersebut akan tumbuh besar dan berbalik menyerang mereka beberapa tahun lagi. Mereka menghabisi wanita-wanita Palestine hanya karena takut para kaum ibu tersebut akan melahirkan pejuang-pejuang yang akan bergerak mempertahankan Palestin. Dan anehnya lagi, mereka orang-orang pinter AS hanya mampu melihat kesalahan HAMAS dalam permasalahan ini.
yah, peperangan Israel-Palestine, tepatnya lagi peperangan Yahudi-Islam tidak akan berhenti dengan mudahnya. Semuanya telah tertulis didalam Alquran. Mereka kaum Yahudi tidak akan berhenti sebelum mereka mampu menaklukan Islam, dan ini takkan terwujud, karena Muslim akan kembali bersatu memperjuangkan Islam. Setelah itu, the end of the world...Kiamat sudah dekat :)
Bagi saudara-saudaraku sesama muslim, yang besedia menyisihkan sebagian hartanya unutk membantu saudara-saudara di Palestina dapat mengikuti program penggalangan dana yang dilakukan oleh MER-c (Medical Emergency Rescue Comitte) dgn transfer ke :
BCA : 6860153678
Bank Syariah Mandiri : 0090121773
Muamalat : 3010052115
Atau ketik MERC PEDULI ke 7505, Rp5.000/sms
mmhhhh, tapi apakah pantas jika Hamas dijadikan kambing hitam dalam serangan ini? Sungguh aneh pemikiran mereka orang-orang Israel. Bayangkan, orang mana yang mau rumahnya dikuasai oleh orang lain? Anda juga tidak mau kan? Wajar toh kalau HAMAS mewakili Palestine tidak mau begitu saja tunduk pada Israel dan akan terus mempertahankan apa yang menjadi milik mereka. Lalu Israel, dengan menggunakan senjata pembunuh massal menghabisi warga2 palestine hanya dalam hitungan detik dengan alesan melindungi rakyat mereka dari serangan HAMAS.
Kejam, memang itulah yang pertama kali terpikirkan dalam benakku ketika kembali mendengarkan berita ini. Mereka bukan lah manusia yang memilik hati nurani. Pengecut, itulah mereka Israel. Bagaimana tidak, mereka menghabisi anak-anak kecil Palestin hanya karena takut anak-anak tersebut akan tumbuh besar dan berbalik menyerang mereka beberapa tahun lagi. Mereka menghabisi wanita-wanita Palestine hanya karena takut para kaum ibu tersebut akan melahirkan pejuang-pejuang yang akan bergerak mempertahankan Palestin. Dan anehnya lagi, mereka orang-orang pinter AS hanya mampu melihat kesalahan HAMAS dalam permasalahan ini.
yah, peperangan Israel-Palestine, tepatnya lagi peperangan Yahudi-Islam tidak akan berhenti dengan mudahnya. Semuanya telah tertulis didalam Alquran. Mereka kaum Yahudi tidak akan berhenti sebelum mereka mampu menaklukan Islam, dan ini takkan terwujud, karena Muslim akan kembali bersatu memperjuangkan Islam. Setelah itu, the end of the world...Kiamat sudah dekat :)
Bagi saudara-saudaraku sesama muslim, yang besedia menyisihkan sebagian hartanya unutk membantu saudara-saudara di Palestina dapat mengikuti program penggalangan dana yang dilakukan oleh MER-c (Medical Emergency Rescue Comitte) dgn transfer ke :
BCA : 6860153678
Bank Syariah Mandiri : 0090121773
Muamalat : 3010052115
Atau ketik MERC PEDULI ke 7505, Rp5.000/sms
Monday, January 5, 2009
Oleh oleh dari Dufan
Sepulangnya dari dufan setelah sehari penuh bermain dan berpetualang, tubuhku langsung menunjukkan reaksi yang sudah kubayangkan. Tidak hanya kelelahan, namun suaraku pun lenyap sudah, disusul dengan munculnya batuk dan pilek. Keesokan harinya (26 des) ketika aku berangkat ke pondok kopi untuk bergabung dengan rombongan keluarga yang akan berangkat kecirebon, hal2 yang sudah kutunggu namun tak diharapkan akhirnya muncul juga, aku jatuh sakit, pyuhhhh,... ternyata dugaanku benar. Aku telah menggunakan semua stok energy yg ada didalam tubuhku untuk bermain didufan sehingga kondisi tubuh ku benar2 defisit
Alhasil, aku sakit terhitung sejak 26 desember. Hingga saat ini sebenarnya tubuh ku pun belum bisa dikatakan sembuh total. Batuk pilek masih menemani hari-hariku, hidung meler kepala teler, uhhh, bener- bener deh....dikarenakan kondisi ku yang tidak memungkikan, akhirnya tgl 30 n 31 kemaren aku bolos kekantor. hehehe, kese mpatan yang bener2 kesempatan :P akhirnya aku menikmati liburan terhitung 25 des hingga 4 januari. Tapi liburan yang ada tak bisa benar2 kunikmati karena kebanyakan waktu kuhabiskan ditempat tidur sambil terbatuk-batuk, huhuhu..., liburan yang benar2 menyedihkan :((
(tapi Alhamdulillah sakitnya pada saat liburan yah :) )
Alhasil, aku sakit terhitung sejak 26 desember. Hingga saat ini sebenarnya tubuh ku pun belum bisa dikatakan sembuh total. Batuk pilek masih menemani hari-hariku, hidung meler kepala teler, uhhh, bener- bener deh....dikarenakan kondisi ku yang tidak memungkikan, akhirnya tgl 30 n 31 kemaren aku bolos kekantor. hehehe, kese mpatan yang bener2 kesempatan :P akhirnya aku menikmati liburan terhitung 25 des hingga 4 januari. Tapi liburan yang ada tak bisa benar2 kunikmati karena kebanyakan waktu kuhabiskan ditempat tidur sambil terbatuk-batuk, huhuhu..., liburan yang benar2 menyedihkan :((
(tapi Alhamdulillah sakitnya pada saat liburan yah :) )
Saturday, January 3, 2009
Dedek Bayi di cirebon
Wah, tepat tanggal 25 Desember kemaren bertambah lagi salah satu anggota dalam keluarga besar ku. Om ku, adik ke 5 dari ibuku, yang baru menikah awal tahun ini dengan adik sepupuku, anak kandung dari kakak ayahku, akhirnya mendapatkan titipan dari sang Ilahi seorang bayi perempuan kecil mungil bangettt :)
mmhh, melihat relasi antara om ku dengan istrinya (yang tak lain adalah adik sepupuku), aku bingung, bagaimana nantinya dedek bayi itu akan memanggilku, uni atau tante? Secara ia adalah adik sepupuku karena merupakan anak om ku, tapi ia juga berkedudukan sebagai ponakanku karena merupakan anak dari adik sepupuku, nah lo... bingung bingung deh...
Waktu sebelum menikah dengan om ku, aku memanggil adik sepupuku hanya dengan sebutan nama doang, dan ia tentu saja memanggilku uni. Namun sekarang, kedudukannya telah berubah. Aku tidak bisa hanya memanggilnya dengan menggunakan nama saja. Aku harus menambahkan embel2 "ante" di depan namanya, walaupun ia masih tetap memanggilku dengan sebutan uni. Dan sekarang, adik sepupuku itu memanggil mamaku juga dengan panggilan uni, karena mamaku adalah kakak suaminya, om ku. Namun pangilan pada ayahku tetap, dan takkan berubah, Pak etek. Apalagi karena yang menikahkan mereka adalah ayahku (kakak ayahku dah alamarhum), maka hal ini mengukuhkan posisi ayahku sebagai pak eteknya. Panggilan itu takkan pernah berubah menjadi uda. hhmmm, benar2 relasi yang ruwet yah...
Setelah kupikir2, kutimang2, dan akhirnya kuputuskan, dedek bayi itu nantinya akan memanggilku tante. Kenapa? karena budaya Minang yang bersifat matrilineal, garis keturunan ditarik berdasarkan ibu. Jadi, kalau dari ibunya, aku adalah kakak ibunya, so pasti dia adalah ponakanku. Yah, akhirnya aku sudah punya dua anak, ups, ponakan maksudnya :) So, kapan aku bener-bener punya anak sendiri? hwahahahaha.... :D No Comment :P
Happy Niu Yia
yah lebih baik telat dari pada tidak sama sekali :)
hehehe, pepatah lama :P
Semoga tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya sehingga kita tidak termasuk kedalam orang orang yang merugi apalagi celaka, amin...
Semoga apa yang kita targetkan ditahun ini dapat terwujud, amin...
hehehe, pepatah lama :P
SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH 1430 H
&
SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 2009
&
SELAMAT TAHUN BARU MASEHI 2009
Semoga tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya sehingga kita tidak termasuk kedalam orang orang yang merugi apalagi celaka, amin...
Semoga apa yang kita targetkan ditahun ini dapat terwujud, amin...
Friday, December 26, 2008
kora2 - kincir2 - tornado
Akhirnya tercapai juga apa yang diidam-idamkan Rahma,jalan jalan ke dufan. Yah, walaupun sebenarnya aku sudah pernah kesana, namun perjalanan kedufan kali ini juga merupakan sesuatu yang kuidamkan. Soalnya, kali pertama aku ke dufan adalah ketiku ikut rombongan family gatheringnya PT HYNO,dimana bang budi (suaminya elok, adik mamaku) bekerja. Waktu itu aku ke dufan ketika risha, sepupuku masih berumur satu tahun, yah, imbasnya aku tidak puas menikmati permainan permainan yg ada, karena harus menemani elok dan risha. Yah sekarang saatnya,aku bersama 3 cewek petualang ukm (petualang??? ) lainnya, yaitu rahma, towet n nina. Mo tahu kisah kita selanjutnya.... yuks....
Awal nyampe didufan kita buka dengan memasuki dunia 3D extreme log. mhh, berkesan, tapi tak banyak yang bisa kuceritakan. Selanjutnya, petualang diteruskan dgn menaiki halilintar. Yah kukira itu adalah halilintar kecil (nama lainnya lupa). Ternyata yang kita naiki itu adalah halilintar yang guede. Yah sensasinya, lumayan, bikin pusing tujuh kelililng, hehehe. Sempat deg degan dan takut ketika memikirkan kepalaku harus berada di bawah, namun kekhawatiran dan ketakutan itu segera hilang ditelan nafsu yang menggelora...Ayo Mee,... akhirnya, selesai juga..
Permainan selanjutnya yang kita nikmati adalah ontang anting sikursi terbang, yang sebelumnya gagal kunaiki karena waktu pertama kali ke dufan aku menggunakan rok, otomatis aku tak bisa menaikinya. Kemudian petualangan dilanjutkan dengan menaiki pontang panting dan .... lupa euy namanya, pokoknya permainan yang bentuknya lingkaran trus kita duduk dipinggir-pinggirnya, lalu bergerak gerak lah lingkaran itu sekehendak hatinya yang mana gerakannya mampu mengocok perut dan membuat kepalaku pusing serta jantung ku berdetak (ya iyalah, gw hidup gitu loh... ). Pada saat naik permainin ini, baru ketahuan, Towet, ternyata mental mu tak sesangar tampang mu, hwahahaha, ternyata ada tampang yang lebih penipu dari diriku. Jika rahma selalu bilang mental ku tak sekuat tampangku alias tampang penipu, maka towet lebih penipu lagi, setelah naik pontang -panting akhirnya towet memutuskan tidak mau naik apa-apa selain bianglala?? WHAT??? towet, ternyata.....
Untuk memberikan ketenangan hati pada towet akhirnya kita ber4 melanjutkan petualangan dgn naik bianglala. Yah, cukup memberikan kesempatan untuk jantung ku berisitirahat sejenak sebelum melanjutkan petualangan. Pada saat menikmat pemandangan disekitar dufan dari atas bianglala, tertujulah mata rahma pada tornado. Yah, tornado adalah permainan yang paling ingin diinginkan rahma untuk dinaiki. Rahma? mmhhh, sungguh berbeda dgn towet. Uni yang selalu tampil sok imut tapi tak pernah imut ini (ups, jaan berang lo mah, terimalah kenyataan yg ada, hahaha) ternyata memiliki mental sekuat baja. Tak henti-hentinya ia menyebut tornado dari awal petualangan. Sedangkan aku dan nina (towet sudah pasti say No for Tornado) menjawab dengan setangah nggak yakin setengah nggak mau.
Petualangan dihentikan sejenak untuk melakukan recharge energi masing-masing. Kita ber4 butuh suply energi untuk melajutkan perjalan. Akhirnya kita memutuskan makan di super bento (bener nggak sih namanya?) dengan memilih menu "paket" yang sudah pasti paling sesuai untuk kantong kita2 yang datang ke dufan dgn modal pas2an (yah, memang saat ini Allah baru menakdirkan kita hidup pas2an temans, makanya tetap berjuang, semangat... :P) . Setelah makan siang, istirahat kita lanjutkan dengan mengistirahatkan ruhani, alias sholat dhuhur. Ketika di musholla, kita (tepatnya aku n ramha) bertemu dgn ranu, tekkim itb '05, dgn ragu2 untuk saling menyapa, akhirnya keyakinan itu muncul juga bahwa kita memang saling mengenal, walaupun dengan kembali mengenalkan identitas masing2. "O i a, teh mega,.." akhirnya ranu mengingat diriku... huhuhu, akhirnya , setelah sekian lama, aku mendengarkan kembali seseorang memanggilku teteh,.... hwaaaaaaaaaa kangen bandung............
Yah, kita kembali ke cerita petualangan. Setelah istirahat, akhirnya kita putuskan naik Kora2. huhuhu, aku suka sensasinya. Walaupun jantungku serasa mo terbang ketika aku berada di atas dan melihat serta menyadari bahwa aku berada jauh diatas bumi, namun aku sangat menyukai sensasi ketika aku berada diatas. Aku memang menyukai berada diketinggian, walaupun tak bisa dipungkiri bahwa ketakutan itu pasti ada, namun aku menyukainya. Perasaan seolah olah aku bisa terbang, melayang ke angkasa (kembali terlintas cita cita masa kecilku untuk menjadi pramugari). Anda pembaca pasti sudah tau dimana keberadaaan temanku towet, yah, towet ada dibawah menjadi photographer dadakan kita. Oh ya, permainan kora2 yang kita naikin tidak berlangsung selama yang semestinya, karena ternyata ada seseorang yang pingsan ketika naik kora kora. mmhh, serem juga yah ternyata kalau kita sebenarnya tidak sanggup, takut, tapi dipaksain. terbayang oleh ku seandanya towet yang pingsan diatas kora2, wah, terima kasih sekali wet engkau telah berbaik hati untuk tidak mau merepotkan kami, hehehe...
Setelah naik kora-kora, kita melanjutkan petualangan dengan masuk ke dunia perang bintang. Yah, tidak banyak yang bisa diceritakan, apa lagi hal memalukan dimana skor ku adalah yang paling kecil diantara kami berempat.. (lho, kok dikasih tau juga???)
Setelah perang bintang, rahma merengek rengek seperti seorang anak kecil minta mainan untuk mengajak kita naik tornado. Dengan langkah setengah percaya diri, kami (aq dan nina) mengikuti rahma yang sedang membayangkan dirinya terbang di udara dan towet yg amat sangat pede mengatakan tidak. Sesampai didepan sana, kami melihat orang orang yang tengah terbang dan dibanting banting di udara. Yang ada dalam pikiran ku saat itu adalah, ketika aku berada diatas, tak ada bedanya dgn naik kora2, trus ketika kepala ku harus berada dibawah, itu tak ada bedanya dengan naik halilintar. Lalu kenapa aku harus takut? aku berkata didalam hati. Akhirnya kutatap nina yang sedang mencoba meminta keyakinan dari mataku, yah ku coba meyakinkan nina dan dirku sambil berkata pada rahma, "mmhh, ga pikia2 lu yo mah," gubraksss.... keyakinan itu ternyata tak terucap dari mulutku.
Akhirnya towet sang bundo kanduang yang bijaksana mencoba berbicara kepada 3 orang wanita yang sedang memandang tornado untuk memperoleh keyakinan dan suntikan percaya diri, "sumbayang ashar se wak lu, beko siap tu baru wak putuskan". Akhirnya petualangan kita hentikan sejenak untuk mengistirahatkan fisik n rohani, demi menghadap sang pencipta untuk meminta sedikit percaya diri untuk naik tornado. Eits,... sesampai di musholla, ternyata ada godaan nafsu yang memanggil manggil, yah kincir kincir. Dengan lirikan penuh keyakina, aku tau bahwa segumpal daging kecil di dalam dadanya rahma sedang loncat loncat menggoda untuk menghampiri kincir-kincir tersebut, kembali towet sudah pasti will say no. dan keputusan kembali berada ditangan orang2 yang setengah pede, aku dan nina. Kembali saling menatap, akhirnya kali ini, kami putuskan "hayuk mah, kita naik kincir kincir"
Yah, akhirnya kunaiki juga engkau kincir2, batinku. Kali pertama ke dufan telah kuyakinkan hatiku bahwa aku tidak akan menaikimu, namun kenyataannya sekarang, aku telah mendudukimu. Kupandang nina disampingku, dan kutahu bahwa ketakutan pun bersarang dihatinya saat ini, tegang dan khwatir. Diseberang sana, waluapun aku tak bisa melihat rahma, namun aku yakin bahwa dibibir nya tersungging senyum kemenangan. Sebelum kurasakan tempat duduk ku terbang dan melayang serta diputar putar, tak henti hentinya mulut ku berucap, "Allahu akbar, allahu akbar, Laaila haillallah, muhammadarrasulullah" segera setelah tempat duduk ku berada diatas, mataku pun tak sanggup untuk tak terpejam. Kucoba melihat bumi ketika aku tengah melayang-layang, namun segera mata ini kembali terpejam... hwaaaa, ya Allah, aku terlelmpar pada suatu sensasi yang mengerikan....
Tapi semua itu hanya sesaat (yakin lo??) stelah aku berada dibawah dan jiwa raga ku kembali menyatu serta berkumpul dengan sahabat sahabat petualang ku, dengan yakin aku akan mengatakan bahwa aku akan naik tornado. Namun keyakinan itu segera berkurang ketika semua teman2 ku mengatakan "ndeh, mega pucek bana tau..., ndak usahlah ga naiak tornado lai, pingsan lo beko" hwaaaa, kalian, selagi aku semangat2 nya kenapa dijatuhkan,...
Setelah menunaikan sholat ashar, kami akan kembali ke arena pertempuran, TORNADO, namu kembali rahma berkata "mega masih pucek". Yah, jujur memang aku masih gemetaran setelah naik kincir-kincir, jantung ku masih belum tenang, bahkan sgholat ashar ku pun jauh dari khusyuk, Astaghfirullah,.. Namun, sesampainya diarena tornado...., kami bertiga kembali menyaksikan pertunjukan tornado yg sedang berlansung. Rahma, sudah pasti will say yes, towet will say no, lalu, aku dan nina, kembali saling memandang untuk saling meyakinkan, dan jawabannya kali ini adalah "yuks, mari kita naik tornado"
hurayyy, akhirnya, aku dapatkan juga keyakinan itu untuk menaklukan mu tornado,... akan ku buktikan bahwa aku tak selemah anggapan orang2 itu... yah, towet, duduk menunggu di luar arena sambil memegangi tas kami bertiga. Lalu rahma, nina, dan aku mulai memasuki arena dan berjejer di antrian. Ketika munggu antrian yang tidak terlalu panjang namun juga tak bisa dibilang pendek, kami bercerita untuk saling menguatkan. "ingek mega, senjata kita, tutup mata" kata nina pada ku. Yah, kataku sambil tersenyum. cukup dengan menutup mata seperti halnya naik kincir-kincir, pikir ku dan nina, itu akan menjadi senjata andalan aku dan nina untuk mengatasi ketakutan kami.
Ketika rahma dan nina larut dalam obrolan, ntah kenapa tiba-tiba aku pun larut dalam pikiran ku sendiri. Kulihat antrian dibelakangku, ada beberaspa orang yang telah mengisi antrian. Kupandangi rahma n nina yang asyik berbicara dan ntah kenapa, tiba2 aku merasa demam, dan dadaku sesak. Ku coba mendekati mereka dan setengah berbisik kukatakan, "mah, nin, ga ndak jadi ikuik doh yo. Ga kalua lai" dan segera ku balikkan tubuh, keluar dari antrian sambil dikuti senyuman rahma n nina serta pengunjung2 lainnya. Yah, akhrnya ku sadari ego ku ternyata tak mampu mengalahkan ketakukan dalam hatiku. Sesampainya diluar towet memandangku dengan wajah penuh gelak tawa. Beuh,...aq tau engkau akan menertawakan ku wet..., tapi biarlah, senyuman dan tawaan itu menurut ku lebih baik daripada aku nekat meneruskan petualanganku. Yah, tornado, ternyata engkau masih belum mampu aku taklukan, semoga suatu saat...
Tornado akhirnya mengakhiri petualangan kita. Setelah naik tornado, akhirnya terucap juga dari mulut rahma bahwa ini benar2 menantang. Sebelumnya, kora2 (yg sangat ditakuti towet) dan kincir2 (yang sempat membuat ku pucat pasi) belum apa-apa baginya. Sedangkan nina, sejak awal melangkah menuju tornado hingga keluar dari arena peperangan tak henti hentinya memperlihatkan ketegangan, mengatakan padaku "untuang ga ndak jadi naik, untuang bana", dan aku pun menyadari,.. untung aku nggak jadi naik,...hehehe...
Yah begitulah petualang kita-kita menuju dufan, diakhir petualangan terdapat perbedaan pendapat antara aku dan rahma, bagi rahma kora2 lebih menegangkan daripada kincir2, sedangkan bagiku, kincir2 jauh lebih menakutkan daripada kora2. mmmhhh, trus bagaimana menurut anda??? silahkan berpendapat sendiri sendiri :) yang pasti, aq yakin tidak akan ada yang beranggapan bahwa tornado lebih baik daripada dua hal tersebut, hehehe...
Oh ya, ada dua permainan lagi yang tidak kuceritakan disini, dua duanya aku lupa namanya, yang satu basah2an n yg satu lagi terbang...dan berputar2..., namun tak banyak yg bisa kuceritakan dari dua permainan tersebut :)
(busyet, panjang juga ternyata...)
Awal nyampe didufan kita buka dengan memasuki dunia 3D extreme log. mhh, berkesan, tapi tak banyak yang bisa kuceritakan. Selanjutnya, petualang diteruskan dgn menaiki halilintar. Yah kukira itu adalah halilintar kecil (nama lainnya lupa). Ternyata yang kita naiki itu adalah halilintar yang guede. Yah sensasinya, lumayan, bikin pusing tujuh kelililng, hehehe. Sempat deg degan dan takut ketika memikirkan kepalaku harus berada di bawah, namun kekhawatiran dan ketakutan itu segera hilang ditelan nafsu yang menggelora...Ayo Mee,... akhirnya, selesai juga..
Permainan selanjutnya yang kita nikmati adalah ontang anting sikursi terbang, yang sebelumnya gagal kunaiki karena waktu pertama kali ke dufan aku menggunakan rok, otomatis aku tak bisa menaikinya. Kemudian petualangan dilanjutkan dengan menaiki pontang panting dan .... lupa euy namanya, pokoknya permainan yang bentuknya lingkaran trus kita duduk dipinggir-pinggirnya, lalu bergerak gerak lah lingkaran itu sekehendak hatinya yang mana gerakannya mampu mengocok perut dan membuat kepalaku pusing serta jantung ku berdetak (ya iyalah, gw hidup gitu loh... ). Pada saat naik permainin ini, baru ketahuan, Towet, ternyata mental mu tak sesangar tampang mu, hwahahaha, ternyata ada tampang yang lebih penipu dari diriku. Jika rahma selalu bilang mental ku tak sekuat tampangku alias tampang penipu, maka towet lebih penipu lagi, setelah naik pontang -panting akhirnya towet memutuskan tidak mau naik apa-apa selain bianglala?? WHAT??? towet, ternyata.....
Untuk memberikan ketenangan hati pada towet akhirnya kita ber4 melanjutkan petualangan dgn naik bianglala. Yah, cukup memberikan kesempatan untuk jantung ku berisitirahat sejenak sebelum melanjutkan petualangan. Pada saat menikmat pemandangan disekitar dufan dari atas bianglala, tertujulah mata rahma pada tornado. Yah, tornado adalah permainan yang paling ingin diinginkan rahma untuk dinaiki. Rahma? mmhhh, sungguh berbeda dgn towet. Uni yang selalu tampil sok imut tapi tak pernah imut ini (ups, jaan berang lo mah, terimalah kenyataan yg ada, hahaha) ternyata memiliki mental sekuat baja. Tak henti-hentinya ia menyebut tornado dari awal petualangan. Sedangkan aku dan nina (towet sudah pasti say No for Tornado) menjawab dengan setangah nggak yakin setengah nggak mau.
Petualangan dihentikan sejenak untuk melakukan recharge energi masing-masing. Kita ber4 butuh suply energi untuk melajutkan perjalan. Akhirnya kita memutuskan makan di super bento (bener nggak sih namanya?) dengan memilih menu "paket" yang sudah pasti paling sesuai untuk kantong kita2 yang datang ke dufan dgn modal pas2an (yah, memang saat ini Allah baru menakdirkan kita hidup pas2an temans, makanya tetap berjuang, semangat... :P) . Setelah makan siang, istirahat kita lanjutkan dengan mengistirahatkan ruhani, alias sholat dhuhur. Ketika di musholla, kita (tepatnya aku n ramha) bertemu dgn ranu, tekkim itb '05, dgn ragu2 untuk saling menyapa, akhirnya keyakinan itu muncul juga bahwa kita memang saling mengenal, walaupun dengan kembali mengenalkan identitas masing2. "O i a, teh mega,.." akhirnya ranu mengingat diriku... huhuhu, akhirnya , setelah sekian lama, aku mendengarkan kembali seseorang memanggilku teteh,.... hwaaaaaaaaaa kangen bandung............
Yah, kita kembali ke cerita petualangan. Setelah istirahat, akhirnya kita putuskan naik Kora2. huhuhu, aku suka sensasinya. Walaupun jantungku serasa mo terbang ketika aku berada di atas dan melihat serta menyadari bahwa aku berada jauh diatas bumi, namun aku sangat menyukai sensasi ketika aku berada diatas. Aku memang menyukai berada diketinggian, walaupun tak bisa dipungkiri bahwa ketakutan itu pasti ada, namun aku menyukainya. Perasaan seolah olah aku bisa terbang, melayang ke angkasa (kembali terlintas cita cita masa kecilku untuk menjadi pramugari). Anda pembaca pasti sudah tau dimana keberadaaan temanku towet, yah, towet ada dibawah menjadi photographer dadakan kita. Oh ya, permainan kora2 yang kita naikin tidak berlangsung selama yang semestinya, karena ternyata ada seseorang yang pingsan ketika naik kora kora. mmhh, serem juga yah ternyata kalau kita sebenarnya tidak sanggup, takut, tapi dipaksain. terbayang oleh ku seandanya towet yang pingsan diatas kora2, wah, terima kasih sekali wet engkau telah berbaik hati untuk tidak mau merepotkan kami, hehehe...
Setelah naik kora-kora, kita melanjutkan petualangan dengan masuk ke dunia perang bintang. Yah, tidak banyak yang bisa diceritakan, apa lagi hal memalukan dimana skor ku adalah yang paling kecil diantara kami berempat.. (lho, kok dikasih tau juga???)
Setelah perang bintang, rahma merengek rengek seperti seorang anak kecil minta mainan untuk mengajak kita naik tornado. Dengan langkah setengah percaya diri, kami (aq dan nina) mengikuti rahma yang sedang membayangkan dirinya terbang di udara dan towet yg amat sangat pede mengatakan tidak. Sesampai didepan sana, kami melihat orang orang yang tengah terbang dan dibanting banting di udara. Yang ada dalam pikiran ku saat itu adalah, ketika aku berada diatas, tak ada bedanya dgn naik kora2, trus ketika kepala ku harus berada dibawah, itu tak ada bedanya dengan naik halilintar. Lalu kenapa aku harus takut? aku berkata didalam hati. Akhirnya kutatap nina yang sedang mencoba meminta keyakinan dari mataku, yah ku coba meyakinkan nina dan dirku sambil berkata pada rahma, "mmhh, ga pikia2 lu yo mah," gubraksss.... keyakinan itu ternyata tak terucap dari mulutku.
Akhirnya towet sang bundo kanduang yang bijaksana mencoba berbicara kepada 3 orang wanita yang sedang memandang tornado untuk memperoleh keyakinan dan suntikan percaya diri, "sumbayang ashar se wak lu, beko siap tu baru wak putuskan". Akhirnya petualangan kita hentikan sejenak untuk mengistirahatkan fisik n rohani, demi menghadap sang pencipta untuk meminta sedikit percaya diri untuk naik tornado. Eits,... sesampai di musholla, ternyata ada godaan nafsu yang memanggil manggil, yah kincir kincir. Dengan lirikan penuh keyakina, aku tau bahwa segumpal daging kecil di dalam dadanya rahma sedang loncat loncat menggoda untuk menghampiri kincir-kincir tersebut, kembali towet sudah pasti will say no. dan keputusan kembali berada ditangan orang2 yang setengah pede, aku dan nina. Kembali saling menatap, akhirnya kali ini, kami putuskan "hayuk mah, kita naik kincir kincir"
Yah, akhirnya kunaiki juga engkau kincir2, batinku. Kali pertama ke dufan telah kuyakinkan hatiku bahwa aku tidak akan menaikimu, namun kenyataannya sekarang, aku telah mendudukimu. Kupandang nina disampingku, dan kutahu bahwa ketakutan pun bersarang dihatinya saat ini, tegang dan khwatir. Diseberang sana, waluapun aku tak bisa melihat rahma, namun aku yakin bahwa dibibir nya tersungging senyum kemenangan. Sebelum kurasakan tempat duduk ku terbang dan melayang serta diputar putar, tak henti hentinya mulut ku berucap, "Allahu akbar, allahu akbar, Laaila haillallah, muhammadarrasulullah" segera setelah tempat duduk ku berada diatas, mataku pun tak sanggup untuk tak terpejam. Kucoba melihat bumi ketika aku tengah melayang-layang, namun segera mata ini kembali terpejam... hwaaaa, ya Allah, aku terlelmpar pada suatu sensasi yang mengerikan....
Tapi semua itu hanya sesaat (yakin lo??) stelah aku berada dibawah dan jiwa raga ku kembali menyatu serta berkumpul dengan sahabat sahabat petualang ku, dengan yakin aku akan mengatakan bahwa aku akan naik tornado. Namun keyakinan itu segera berkurang ketika semua teman2 ku mengatakan "ndeh, mega pucek bana tau..., ndak usahlah ga naiak tornado lai, pingsan lo beko" hwaaaa, kalian, selagi aku semangat2 nya kenapa dijatuhkan,...
Setelah menunaikan sholat ashar, kami akan kembali ke arena pertempuran, TORNADO, namu kembali rahma berkata "mega masih pucek". Yah, jujur memang aku masih gemetaran setelah naik kincir-kincir, jantung ku masih belum tenang, bahkan sgholat ashar ku pun jauh dari khusyuk, Astaghfirullah,.. Namun, sesampainya diarena tornado...., kami bertiga kembali menyaksikan pertunjukan tornado yg sedang berlansung. Rahma, sudah pasti will say yes, towet will say no, lalu, aku dan nina, kembali saling memandang untuk saling meyakinkan, dan jawabannya kali ini adalah "yuks, mari kita naik tornado"
hurayyy, akhirnya, aku dapatkan juga keyakinan itu untuk menaklukan mu tornado,... akan ku buktikan bahwa aku tak selemah anggapan orang2 itu... yah, towet, duduk menunggu di luar arena sambil memegangi tas kami bertiga. Lalu rahma, nina, dan aku mulai memasuki arena dan berjejer di antrian. Ketika munggu antrian yang tidak terlalu panjang namun juga tak bisa dibilang pendek, kami bercerita untuk saling menguatkan. "ingek mega, senjata kita, tutup mata" kata nina pada ku. Yah, kataku sambil tersenyum. cukup dengan menutup mata seperti halnya naik kincir-kincir, pikir ku dan nina, itu akan menjadi senjata andalan aku dan nina untuk mengatasi ketakutan kami.
Ketika rahma dan nina larut dalam obrolan, ntah kenapa tiba-tiba aku pun larut dalam pikiran ku sendiri. Kulihat antrian dibelakangku, ada beberaspa orang yang telah mengisi antrian. Kupandangi rahma n nina yang asyik berbicara dan ntah kenapa, tiba2 aku merasa demam, dan dadaku sesak. Ku coba mendekati mereka dan setengah berbisik kukatakan, "mah, nin, ga ndak jadi ikuik doh yo. Ga kalua lai" dan segera ku balikkan tubuh, keluar dari antrian sambil dikuti senyuman rahma n nina serta pengunjung2 lainnya. Yah, akhrnya ku sadari ego ku ternyata tak mampu mengalahkan ketakukan dalam hatiku. Sesampainya diluar towet memandangku dengan wajah penuh gelak tawa. Beuh,...aq tau engkau akan menertawakan ku wet..., tapi biarlah, senyuman dan tawaan itu menurut ku lebih baik daripada aku nekat meneruskan petualanganku. Yah, tornado, ternyata engkau masih belum mampu aku taklukan, semoga suatu saat...
Tornado akhirnya mengakhiri petualangan kita. Setelah naik tornado, akhirnya terucap juga dari mulut rahma bahwa ini benar2 menantang. Sebelumnya, kora2 (yg sangat ditakuti towet) dan kincir2 (yang sempat membuat ku pucat pasi) belum apa-apa baginya. Sedangkan nina, sejak awal melangkah menuju tornado hingga keluar dari arena peperangan tak henti hentinya memperlihatkan ketegangan, mengatakan padaku "untuang ga ndak jadi naik, untuang bana", dan aku pun menyadari,.. untung aku nggak jadi naik,...hehehe...
Yah begitulah petualang kita-kita menuju dufan, diakhir petualangan terdapat perbedaan pendapat antara aku dan rahma, bagi rahma kora2 lebih menegangkan daripada kincir2, sedangkan bagiku, kincir2 jauh lebih menakutkan daripada kora2. mmmhhh, trus bagaimana menurut anda??? silahkan berpendapat sendiri sendiri :) yang pasti, aq yakin tidak akan ada yang beranggapan bahwa tornado lebih baik daripada dua hal tersebut, hehehe...
Oh ya, ada dua permainan lagi yang tidak kuceritakan disini, dua duanya aku lupa namanya, yang satu basah2an n yg satu lagi terbang...dan berputar2..., namun tak banyak yg bisa kuceritakan dari dua permainan tersebut :)
(busyet, panjang juga ternyata...)
Subscribe to:
Posts (Atom)